Sejarah Program Studi D4 Manajemen dan Administrasi Logistik
Sejarah Unit Pengelola Program Studi
Latar belakang pembentukan Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro bermula dari kondisi pada Universitas Diponegoro terkait tata kelola program Diploma. Sampai dengan tahun 2016, program Diploma di Universitas Diponegoro dikelola oleh Fakultas masing-masing. Dengan adanya pembatasan yang jelas antara pendidikan pada jenjang vokasi dan jenjang akademik, maka program Diploma di Universitas Diponegoro dikumpulkan dalam satu pengelolaan Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro. Seiring dengan perubahan status Universitas Diponegoro dari Perguruan Tinggi (PT) sebagai Badan Layanan Umum (BLU) menjadi universitas yang berstatus Peguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH) pada tahun 2015, berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2015 tentang Statuta Universitas Diponegoro, dan Peraturan Rektor No. 4 tahun 2016 perihal Persetujuan Senat Akademik tentang Pendirian Sekolah Vokasi, maka Universitas Diponegoro perlu mengembangkan sistem terpadu terkait pengelolaan program- program studi Diploma yang selama ini dijalankan di masing-masing fakultas. Berdasarkan Keputusan Rektor Universitas Diponegoro Nomor 1250/UN7.P/HK/ 2016 Tentang Pembentukan Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro, maka Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro didirikan sebagai pengelola program Diploma di Universitas Diponegoro. Sekolah Vokasi dibentuk sebagai wadah program studi terapan baik diploma tiga, sarjana terapan, program profesi, magister terapan (spesialis) hingga program doktor terapan (sub spesialis). Dengan berdiri sebagai fakultas tersendiri, maka pengembangan program terapan/profesional tersebut dapat lebih mudah dilakukan secara lebih terintegrasi dan terarah.
Perkembangan Industri dunia saat ini serta program pemerintah yang akan mengembangkan sumberdaya manusia seutuhnya supaya mampu bersaing dengan negara maju lainnya perlu adanya lulusan sarjana terampil dan professional pada bidangnya. Menjawab tantangan tersebut sangat dibutuhkan lulusan pendidikan vokasi dari berbagai rumpun keilmuan. Kawasan Asia oleh negara-negara Uni Eropa diakui sebagai penghasil tenaga kerja bidang vokasional yang sangat handal, kompeten dan memiliki integritas tinggi. Oleh karena itu, perlu ada kerangka kerja yang harus dibuat agar dapat mempertajam kemampuan para lulusan, sehingga mereka dapat meningkatkan produktivitas untuk kemajuan industri. Kemajuan pengembangan pendidikan vokasi di kawasan Asia sudah mulai diperhitungkan sejak diberlakukannya AFTA dan MEA. Kompentensi lulusan vokasi sangat berpengaruh, seiring dengan meningkatnya permintaan tenaga terampil oleh industri dalam dan luar negeri.